Bu Supadmi menghidupi empar orang anaknya menjadi seorang pendongeng jalanan. berbagai tekanan
hidup dia alami, sejak suaminya di penjara karena menyuarakan kebenaran. Hari itu Bu Supadmi
mendapat tawaran mendongeng di acara yang di rencanakan oleh sebuah penerbit sebuah majalah, tapi
saat hari H di batalkan dengan alasan tidak ada buget. harapan Supadmi untuk mendapat uang
kontrakan pupus, di samping itu dia juga harus membayar keperluan sekolah anak anaknya. Disaat yang
bersamaan anak anaknya yang sedang ngamen malah di tangkap oleh dinas penertiban kota yang
merazia anak anak jalanan, dan Supadmi harus menebus dengan sejumlah uang untuk membebaskan
anak anaknya. Dengan tekat yang kuat akhirnya mereka bersama sama mengatasi problematika hidup
mereka. Sampai pada suatu hari saat Supadmi sedang mendongeng di jalanan di tawari menjadi dubber
oleh salah seorang redaksi majalah yang dulu batal mengundangnya yang kini sudah pindah kerja di
studio dubbing. Dengan keahliannya mendongeng sejaka saat itu Bu Supadmi menjalani profesi menjadi
Dubber.